Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat Terima Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 11 Desember 2023 | 02:06 WIB
Suku Asmat (wikipedia)
Suku Asmat (wikipedia)

SinPo.id -  Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila (PMPIP) BPIP Aris Heru Utomo, dan jajaran kunjungi Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat pada 7 Desember 2023. Kunjungan ini dilakukan di sela-sela kegiatan sosialisasi pembinaan Ideologi Pancasila  menyambut Pemilu 2024.

Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat merupakan museum yang pendiriannya dirintis misionaris dari ordo OSC, yaitu Franks Trenkenschuh dan didukung oleh Uskum Alphonse Sowada pada tahun 1969. Museum ini sekarang dikelola oleh Keuskupan Agats. 

Koleksi museum sebagian besar dikumpulkan oleh para Misionaris dan Antropolog yang mengabdi dirinya untuk menjaga sejarah peradaban orang Asmat. Sejak awal berdiri hingga saat ini, museum sudah mengalami pergantian kurator sebanyak empat kali.

Menyertai kunjungan Direktur PMPIP dan jajarannya adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Asmat, Lambertus Leu, dan Kepala Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Adi Waluyo.

“Seni pahat Asmat yang terkenal baik di Tingkat nasional maupun di internasional, bisa dilihat bentuk-bentuknya di museum ini. Museum juga menyajikan informasi perkembangan Asmat dari tahun ke tahun, juga filosofi hidup yang dipegang oleh orang Asmat,” ujar Lambertus.

Selain seni kayu pahat, di dalam museum juga terdapat koleksi fosil satwa asli Asmat seperti kakatua raja, kuskus, cendrawasih, termasuk buaya berukuran enam meter yang berhasil ditangkap warga Asmat. 

Dari informasi yang disajikan di museum, kita mengetahui bahwa terdapat filosofi hidup yang dipegang oleh orang Asmat, yaitu Asmanam, keseimbangan dengan dunia roh dan keseimbangan dengan alam.

Asmanam adalah pandangan hidup orang Asmat dalam menjaga dan merawat kehidupan. Bukan sekadar kehidupan manusia saat ini, tetapi juga kehidupan para leluhur dan alam.

Bagi orang Asmat keseimbangan dalam hubungan tersebut menjadi penting dan harus dijaga karena mereka mempercayai bahwa kehidupan saat ini akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai harmoni jika manusia menjaga keseimbangan tersebut. 

“Orang Asmat percaya bahwa keseimbangan dalam hubungan menciptakan sebuah harmoni. Tanpa keseimbangan, masyarakat itu sedniri akan runtuh hanya menyisakan dunia yang hancur dan tidak dapat diatur, tanpa jaminan kelangsugan kehidupan.” pesan Mgr. Alphonse Sowada OSC seperti dikutip dari artikel di Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat.

Membaca penjelasan filosofi orang Asmat, Aris berpendapat bahwa nilai tersebut merupakan  nilai-nilai luhur yang ada di Nusantara, yang kemudian digali dan dirumuskan oleh para pendiri Bangsa Indonesia sebagai Dasar Negara, Pandangan Hidup Bangsa dan Ideologi Negara Indonesia.


“Filosofis hidup orang Asmat ini tentunya harus selalu dijaga dan diwujudkan dalam setiap upaya menjaga lingkungan dan alam sekitar kita, sebagai salah satu bentuk aktualisasi dari nilai-nilai Pancasila,” ujar Aris.

“”Nilai-nilai filosifs dalam masarakat Asmat juga mengandung makna persatuan antara manusia Indonesia dengan alamnya,” tambah Aris

“Persatuan dengan alamnya, dengan kosmosnya, oleh karena itu kelestarian alam harus dijaga. Dalam Pembangunan juga harus memperhatikan kelesatarian lingkungan dan alam yang ada.” pungkasnyasinpo

Komentar: