Muhammadiyah: Pemimpin Negara Israel Sudah Bukan Manusia

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 02 Maret 2024 | 12:15 WIB
Korban serangan tentara Israel. (SinPo.id/VoA)
Korban serangan tentara Israel. (SinPo.id/VoA)

SinPo.id - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menganggap para petinggi Negara Israel bukan lagi seorang manusia. Alasannya, jika manusia tidak mungkin tega tentaranya menembaki kerumunan warga Gaza di sekitar truk bantuan, yang menyebabkan ratusan nyawa melayang.

"Pimpinan negara Israel sudah bukan manusia, karena kalau masih manusia, tentu tidak sekejam itu (pasukannya menembaki kerumunan warga)," kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad kepada wartawan, dikutip Sabtu, 2 Maret 2024.

Setidaknya, laporan sementara, sebanyak 112 warga Palestina meninggal dunia setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang berkerumun untuk mendapatkan bantuan di Gaza utara, pada Kamis lalu.

Menurut Dadang, Israel mengabaikan semua seruan dari masyarakat dunia untuk menghentikan genosida. Dadang menyebut Israel tak memiliki rasa kemanusiaan.

"Saya mengatakan bahwa Israel sudah kehilangan peri kemanusiaan, sudah dikuasai oleh dorongan binatang," tukasnya.

Sebagai informasi, sejak meletusnya serangan lintas batas kelompok perlawanan Palestina Hamas, pada 7 Oktober 2023 lalu, Israel terus menggempur Jalur Gaza, menyebabkan meningkatnya jumlah kematian secara drastis, yang korbannya mayoritas perempuan dan anak-anak.

"Korban tewas di Gaza telah melampaui 30 ribu orang-sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak," tulis Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam platform X, pada Kamis, 29 Februari 2024.

Akibat serangan Israel yang masif itu, menurut PBB, sekitar 85 persen warga Gaza telah mengungsi.

Sementara itu, Kemenkes Palestina menyampaikan bahwa 70.215 warganya yang menderita luka-luka dalam periode yang sama.

Dalam 24 jam terakhir, militer Israel melakukan 11 aksi pembantaian di Jalur Gaza sehingga menyebabkan 96 orang gugur dan 172 lainnya luka-luka.

"Ada banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan, sementara tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka," kata kementerian tersebut.sinpo

Komentar: