Tak Masuk Parlemen, PPP Dinilai Salah Pilih Teman Koalisi di Pilpres 2024

Laporan: Firdausi
Kamis, 28 Maret 2024 | 15:54 WIB
elite PPP (SinPO.id/ anam)
elite PPP (SinPO.id/ anam)

SinPo.id -  Kegagalan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 disebut karena salah memilih teman koalisi di pemilihan presiden (Pilpres).

Pernyataan ini diungkapkan Koordinator Kawal Pemilu dan Demokrasi (KPD), Miftahul Arifin. Menurutnya, berkoalisi dengan PDI Perjuangan sama sekali tidak memberikan dampak elektoral terhadap PPP.

"Secara elektoral PPP sangat dirugikan berkoalisi dengan PDI Perjuangan dan mengusung Ganjar Pranowo. Karena basis pemilih PPP lebih dekat dengan pemilih Prabowo," kata Miftahul kepada wartawan, Kamis, 28 Maret 2024.

Selain itu, kata dia, bila dilihat dari kantong-kantong basis pemilih, sebenarnya PPP berkoalisi dengan PDI Perjuangan tidak sejalan. Ini bisa dilihat dari kantong-kantong suara PPP yang biasanya memperoleh kursi justru hilang.

"Berdasarkan data Pileg 2019, PPP mendapat 6.323.147 suara atau sekitar 4,52 persen. Sedangkan di pemilu 2024 PPP hanya memperoleh 5.878.777 suara (3,87 persen). Itu artinya PPP kehilangan sekitar 444.370 suara," jelasnya.

Lebih lanjut Miftah menilai, perbedaan ideologi partai dan paslon antar PPP dan PDIP juga menjadi salah satu sebab gagalnya partai berlambang ka'bah itu melanggang ke senayan.

"Pasangan Ganjar-Mahfud lebih diidentikan ke kaum nasionalis, sedangkan PPP lebih di identikkan dengan pemilih Islam," ujarnya.

"Perbedaan itu yang membuat PPP gagal ke senayan karena tak mendapat efek ekor jas atau pengaruh dari Ganjar-Mahfud," terangnya lagi.

Seperti diketahui, PPP gagal lolos ke DPR atas hasil resmi Pemilu 2024 yang ditetapkan KPU karena hanya memperoleh 5.878.777 suara atau setara 3,87 persen suara sah nasional.

Dengan hasil tersebut, PPP tidak memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.sinpo

Komentar: