Arteria Dahlan: Penanganan Terorisme Lebih Efektif di Hulu

Oleh: Redaksi
Minggu, 20 Mei 2018 | 13:12 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Arteria Dahlan yang merupakan Anggota Komisi III DPR RI mengatakan, bahwa ia mengaku tertarik pada hasil riset Setara Institute yang menyimpulkan bahwa intoleransi adalah bibit terorisme dan radikalisme.

“Ini thesis saya dan akhirnya ada lembaga yang mau melakukan research dan berkesimpulan seperti itu. Saya yakin bahwa terorisme tidak bekerja di ruang hampa. Jadi, selama pelaku teror dan masyarakat yang akan menjadi obyek dan korban teror dapat dilakukan tindakan sosial, saya yakin ini akan sangat membantu pemberantasan terorisme di indonesia,” ucap Politisi PDIP tersebut kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Jakarta, Ahad (20/5/2018).

Sebagai contoh, kata Arteria, perlunya dilakukan upaya membumikan toleransi dan kesetiakawanan dalam kebhinekaan. Butuh intervensi negara, tidak hanya sekadar keberpihakan, tetapi juga membuat program dengan menghasilkan target sasaran yang terukur.

Dirinya menilai Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama wajib dibebankan kewajiban itu, tidak hanya dalam bentuk mata ajar atau nomenklatur program, tapi juga dilakukan pengawalan dan pengawasan dalam tatanan implementatif serta evaluasi terkait dengan target capaian.

“Di zaman saya dulu ada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila selama 12 tahun, kuliah ada P4, dan mata kuliah Kewiraan, suka tidak suka ada kok manfaatnya. Apalagi di kawal dengan giat pramuka, PMR dll yang melibatkan berbagai aktifitas sosial yang menumbukan dan menyuburkan nilai-nilai toleransi dan kesetiakawanan serta kepedulian sosial,” tuturnya.

Namun, sangat berbeda dengan generasi sekarang, saat ini di zaman now yg ada bukan toleransi, melainkan “cuek”  atau “lugu (elu elu, gua gua) alias permisif.

“Jadi, seolah-olah toleran, padahal sangat intoleran. Karena toleransi sejatinya mensyaratkan kepedulian sosial. Kita sadar ada perbedaan dan menerima perbedaan itu. Bukan seperti saat ini, kita tidak peduli sehingga kita tidak tahu ada perbedaan, dan begitu ada perbedaan kita bereaksi dengan bermacam rupa dan ragam,” tandasnya.sinpo

Komentar: