Presiden Harap Bisnis Kolaborasi Pertanian Dongkrak Perekonomian RI

Laporan: Tisa
Kamis, 19 November 2020 | 10:52 WIB
Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres)
Presiden Joko Widodo (Foto: Biro Pers Setpres)

sinpo, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengharapkan pengembangan sektor pangan harus dilakukan dengan mengedepankan nilai tambah di tahap budidaya (on-farm), maupun non-budidaya (off-farm).

Di samping itu, Kepala Negara menegaskan upaya peningkatan nilai tambah ini harus berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif.

Dengan demikian, Presiden meyakini pengembangan sektor pangan mampu memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada para petani dan sektor-sektor pendukungnya.

"Saya berharap para pengusaha yang tergabung di Kadin (Kamar Dagang dan Industri), menjadi bagian dalam cara-cara baru ini," kata Jokowi pada acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) ke-5 Tahun 2020 yang digelar secara virtual, Rabu (18/11/2020).

Pada kesempatan ini, secara khusus dirinya turut memuji model kerja sama yang digagas Kadin berupa sistem inclusive closed loop.

Melalui skema tersebut, kemitraan antara para petani dan ekosistem usaha akan dibangun mulai dari hulu hingga hilir, sehingga keberlanjutan produksi dapat terjaga dan petani juga lebih sejahtera.

"Saya mendukung berbagai inisiatif kolaboratif yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan offtaker," tegas mantan Wali Kota Solo ini.

Adapun sejumlah inisiatif kolaborasi, seperti petani hortikultura di Garut dan industri minyak sawit di berbagai daerah, menurutnya perlu terus diperbaharui.

"Agar produktivitas dan nilai tambah bagi petani semakin meningkat dan perlu untuk direplikasi ke daerah-daerah lain," imbuhnya.

Selain itu, Presiden juga meminta Kadin untuk terus memberikan pendampingan kepada jutaan petani swadaya agar dapat terwujud kemitraan yang saling menguntungkan, bagi para petani dan para pelaku usaha pangan.

"Saya yakin Kadin mampu mencapai target ini," ucap ayah dari pengusaha muda Kaesang Pangarep ini.

Lebih jauh, Jokowi sangat mengharapkan model bisnis kolaboratif yang inklusif ini, mampu mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru di tanah air.

"Kekuatan ekonomi baru yang membuka lebih banyak lapangan kerja dan menjadi sumber kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia," tandas Presiden.sinpo

Komentar: