Banjir Sintang! Daratan Berubah Jadi Sungai, Warga Bertahan Di Pos Pengungsian

Laporan: Samsudin
Minggu, 14 November 2021 | 11:40 WIB
Banjir Sintang hingga Sabtu (13/11) belum juga surut. Daratan berubah jadi sungai/tangakapan layar video
Banjir Sintang hingga Sabtu (13/11) belum juga surut. Daratan berubah jadi sungai/tangakapan layar video

SinPo.id - Banjir bandang yang melanda Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, hingga Sabtu (13/11) terpantau masih belum menunjukan tanda-tanda akan surut.

Pantauan BPBD setempat debit air bertahan meski telah turun 10 sampai dengan 15 cm pada Jumat kemarin. Kondisi tersebut membuat sebagian warga bertahan di pos pengungsian.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang menginformasikan banjir masih merendam beberapa kecamatan di wilayahnya.

Sebanyak 12 kecamatan terdampak banjir yang disebabkan meluapnya debit air Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Wilayah Kabupaten Sintang berada di pertemuan dua sungai besar itu, atau biasanya disebut ‘sakatiga.’

“Sampai dengan hari ini, kondisi debit air turun yang terpantau di Sungai Kapuas dan Melawi,” ujar petugas BPBD Kabupaten Sintang Fidelis Asdi, pada Sabtu petang (13/11).

Ia menyampaikan bahwa pihaknya selalu memonitor kondisi ketinggian air di sekitar dua kawasan sungai besar tersebut.

Situasi banjir yang merendam beberapa kecamatan ini masih menyebabkan sebagian warga mengungsi ke pos pengungsian. BPBD telah mengoperasikan lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga, seperti asupan makanan dan pelayanan kesehatan. Kelima pos lapangan berada di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang, sedangkan pos komando berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang.

“Kami setiap hari melakukan pelayanan di pos lapangan,” ujar Fidelis.

Data pada Sabtu (13/11), pukul 17.00 WIB, sebanyak 10.381 KK atau 33.221 jiwa masih mengungsi. Mereka berasal dari 9 kecamatan yang terdampak banjir sejak 21 Oktober 2021 lalu.

Warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan BPBD setempat. Pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang.

Laporan BPBD menyebutkan sejumlah pos pengungsian maupun dapur umum ini tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air.

Sementara itu, jumlah populasi terdampak, BPBD Kabupaten Sintang mencatat sebanyak 29.623 KK atau 88.148 jiwa. Masyarakat terdampak ini tersebar di 12 kecamatan, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Pantauan BPBD setempat menyebutkan wilayah yang terdampak paling tinggi berada di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Sintang.

Banjir yang melanda banyak kecamatan ini telah menelan korban jiwa dua orang dan kerugian material seperti jembatan rusak berat sebanyak 5 unit dan rusak sedang 1 unit.

Menyikapi kondisi sejak awal terjadinya banjir, pemerintah daerah yang dipimpin oleh BPBD Kabupaten Sintang telah melakukan upaya penanganan darurat bencana. Pemerintah daerah pun telah melakukan perpanjangan status tanggap darurat untuk bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor hingga 16 November 2021. Di sisi lain, BNPB terus melakukan manajemen darurat pos komando di kabupaten ini.

Sementara itu, beberapa foto dan video yang beredar di media sosial, nampak sekali Sintang berubah jadi bantaran sungai. Dari video pendek seperti dilihat dari akun Twitter @PKSKalbar, pengunggah video menyebutkan jalan lintas melawi, Sintang berubah menjadi bantaran sungai.

"Alat transportasi pun berubah menjadi perahu, motor dan mobil tidak bisa dipakai. Sekarang Sabtu 13 November 2021," ucap perekam video tersebut. 

"Ini bukan sungai. Ini jalan raya sebenarnya. Tapi berubah menjadi sungai. Dan cuaca masih mendung dan nampaknya akan hujan lagi. Semua sudah mengungsi," tegasnya. 

sinpo

Komentar: