Gagal Ginjal Akut Anak, KPCDI : Segera Bangun Fasilitas Kesehatan Khusus

Laporan: Sinpo
Selasa, 25 Oktober 2022 | 18:49 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendorong agar pemerintah membangun fasilitas kesehatan khuus gagal ginjal pada anak. Hal itu disampaikan terkait kasus gagal ginjal pada anak yang saat ini memakan banyak korban.

“KPCDI mendesak pemerintah agar segera membangun fasilitas kesehatan ginjal pada anak,” kata Sekretaris Jenderal KPCDI, Petrus Haryanto, Selasa 25 Oktober 2022.

Menurut Petrus, data KPCDI mencatat sebelum kejadian meraknya gagal ginjal akut saat ini, dalam beberapa kasus pun para orang tua harus menempuh jarak ratusan ribu kilometer dari daerah asal ke Jakarta karena anaknya harus mendapatkan rujukan demi mengobati penyakitnya.  Hal itu menunjukkan fasilitas kesehatan ginjal di Indonesia cenderung sangat minim dan tidak merata.

“Mulai dari fasilitas kesehatan, mesin dialisis, hingga tenaga Kesehatan perawat serta dokter ginjal dewasa dan anak hanya terpusat di Jawa dan Bali,” kata Petrus menambahkan.

Sedangkan jika seorang anak terdiagnosis gagal ginjal akut, maka ada dua metode terapi yang bisa digunakan.  Yaitu terapi konservatif dengan konsumsi obat-obatan dan dengan terapi cuci darah atau dialisis. Sayangnya, pada poin kedua fasilitas kesehatan itu belum merata dengan baik di Indonesia.

“Khususnya menyediakan mesin cuci darah untuk anak, karena memang saat ini terbatas jumlahnya. Makanya setelah terjadi kejadian ini yang membutuhkan cuci darah, kematian pada anak cukup tinggi karena fasilitasnya sangat minim dan sistem antrian yang panjang,” kata Petrus menegaskan.

Ia berharap pemerintah pusat dan daerah juga harus bergerak cepat dalam memaksimalkan seluruh faskes yang ada di daerah untuk menyisir pasien dan melakukan deteksi dini.

Faskes pertama juga diharapkan bisa menjadi tempat terdepan dalam melakukan penanganan sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke kota. Musababnya, penyakit gagal ginjal sangat cepat memburuk dan berpotensi mengakibatkan kematian jika penanganannya lambat.

“Membangun sistem rujukan yang terintegrasi juga sangat penting, agar bila terdiagnosis bisa dirujuk ke fasilitas yang memiliki kompetensi dalam menangani gagal ginjal akut pada anak,” katanya.

Bagi Petrus, jika pemerintah tidak sungguh-sungguh menangani kasus gagal ginjal akut pada anak dan membangun fasilitas kesehatan yang memadai di seluruh wilayah Indonesia bukan tidak mungkin angka mortalitasnya akan terus meningkat. Apalagi, tidak semua orang tua memiliki biaya untuk datang ke Jakarta demi mengobati anaknya.

 sinpo

Komentar: