Peneliti The Indonesian Institute: Debat Keempat jadi Debat Pamungkas Bagi Generasi Muda

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 20 Januari 2024 | 05:11 WIB
Ilustrasi debat (pixabay)
Ilustrasi debat (pixabay)

SinPo.id -  Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Putu Rusta Adijaya, mengatakan bahwa debat keempat cawapres yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Januari 2024 mendatang, adalah debat pamungkas bagi para generasi muda untuk menetapkan pilihan pada saat Pemilu 14 Februari 2024 mendatang.

“Menurut hemat saya, ini adalah debat pamungkas bagi generasi muda untuk menetapkan hati dan pikiran di dalam memilih paslon terbaik. Hal ini karena topik debat keempat yang _notabene_ debat cawapres terakhir adalah terkait Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup, Sumber Daya Alam dan Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa. Enam tema ini substansial dan relevan bagi generasi muda Indonesia sekarang,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta (19/1).

Putu mengatakan bahwa generasi muda Indonesia sangat melek terhadap isu-isu tersebut.

“Generasi Z dan Milenial Indonesia sangat melek dan punya _concern_ terkait dengan tema debat keempat ini. Hasil Angket Persepsi Anak Muda periode bulan Oktober 2023 oleh The Indonesian Institute mendapatkan bahwa 40,9% responden anak muda memilih untuk mendorong pembangunan yang berwawasan lingkungan dan melindungi masyarakat adat,” jelasnya.

“Ketidakadilan yang terjadi di tengah masyarakat adat, pembangunan ekonomi tanpa berasaskan lingkungan dan keberlanjutan, pendidihan global yang terjadi akibat pembakaran bahan bakar fosil adalah sekian faktor yang mendorong persepsi anak muda ini,” tambah Putu.

Putu mengatakan pentingnya debat cawapres keempat ini agar tidak menjadi ajang adu kepintaran, tetapi ajang adu gagasan dalam menanggulangi permasalahan terkait isu tersebut.

“Debat keempat ini harus menjadi bagian dari para cawapres untuk memberikan opsi terbaik dari opsi terburuk yang ada. Para cawapres harus dapat menjelaskan bagaimana upaya agar pengembangan perdagangan karbon dan pajak karbon ke depannya bukan menjadi kebijakan yang malah meningkatkan _greenwashing_,” tutupnya.
sinpo

Komentar: