Satgas COVID-19 Ingatkan Lokasi Pengungsian Bencana Tak Abaikan Prokes

Laporan: Tisa
Rabu, 20 Januari 2021 | 09:33 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menegaskan pentingnya menyiapkan sarana dan prasarana serta protokol kesehatan di lokasi pengungsian yang ada di daerah yang dilanda bencana.

Sarana dan prasarana ini, kata dia, antara lain menyediakan cadangan alat pelindung diri (APD) dan termometer sebagai bagian dari peralatan P3K. 

"Perlu juga disiapkan rencana evakuasi dan protokol kesehatan bagi masyarakat," kata Wiku di Gedung BNPB, Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Ia mengingatkan pentingnya untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan di lokasi pengungsian.

Wiku mengingatkan, menjaga jarak, menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dan sekitarnya saat evakuasi harus dilakukan dengan melakukan sosialisasi akan hal ini sejak dini. 

Kesiapsiagaan yang paling penting, lanjutnya, melakukan evakuasi berdasarkan penggolongan orang terdampak COVID-19. 

"Sebaiknya, pasien COVID-19 tidak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi agar tidak perlu dilakukan mobilisasi pasien saat bencana terjadi," ungkapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah disarankannya, perlu menyiapkan protokol evakuasi khusus untuk melakukan evakuasi pasien dan pekerja medisnya. 

"BPBD perlu berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat, agar memiliki data dan mengetahui lokasi-lokasi penderita COVID-19 yang tinggal di area terdampak bencana," tuturnya.

Kesiapsiagaan selanjutnya, ujar Wiku ialah memberikan tanda khusus bagi penderita saat evakuasi. 

Seperti dengan memberikan pita dengan warna khusus di tangan, serta masker dengan tanda khusus atau tanda lainnya.

"Perlu ditetapkan TES dan TEA khusus untuk kasus positif yang terpisah dari masyarakat yang sehat," imbuh pakar kesehatan masyarakat ini.

Hal yang perlu dipertimbangkan juga, menurutnya adalah rencana jalur evakuasi dan rencana di tempat pengungsian, dengan memisahkan  kasus positif dan warga masyarakat yang sehat. 

Rencana ini, kata dia, perlu dibarengi sosilisasi yang masif sebelum pelaksanaan evakuasi para korban bencana.

"Perlu ditekankan pada pekerja sosial untuk membantu evakuasi kasus positif COVID-19 dengan dilengkapi APD dan peralatan P3K," tandasnya. sinpo

Komentar: