Amarah Orang Kalimantan Tak Terbendung, Herman Kadir: Pasti Ada Provokatornya

Laporan: Jihan Nabila
Jumat, 28 Januari 2022 | 13:02 WIB
Kuasa hukum Edy Mulyadi, Herman Kadir/SinPo/Jihan
Kuasa hukum Edy Mulyadi, Herman Kadir/SinPo/Jihan

SinPo.id - Kuasa hukum Edy Mulyadi, Herman Kadir meminta polisi mengungkap aktor intelektual ataupun provokator yang membuat orang Kalimantan marah terhadap ucapan Edy Mulyadi.

Dia mengendus, kehebohan yang disebabkan Edy Mulyadi bernuansa politis. Ada pihak-pihak tertentu di belakang kasus ini, sehingga harus diungkap secara gambling oleh polisi.

Pasalnya, saat konfrensi pers Edy Mulyadi, dia tidak ada menyebutkan nama Kalimantan, Herman Kadir yakin ada provokator yang membuat masalah ini semakin gaduh. Karena itu, dia meminta, Mabes Polri bisa mengungkap provokatornya.

“Kami berharap kepada Mabes Polri supaya menyidik siapa pelaku provokator ini karena ini ada provokator, ada kepentingan politik di sini, di kasus pak Edy ini,” imbuhnya.

Ditanya apa saja yang akan disampaikan nanti ke penyidik, Herman menjelaskan hanya akan meminta kepada kepolisian untuk menangkap provokator yang sebenarnya membuat gaduh dari pernyataan Edy Mulyadi.

“Kami akan menyampaikan itu dan meminta pelaku atau provokator yang mendorong masyarakat Kalimantan memberontak ini ditangkap. Ini pasti ada provokatornya. Kami minta polisi mengungkap masalah ini,” tandasnya.

Sebelumnya, dia juga menyinggung nama Arteria Dahlan yang tidak diapa-apain oleh pihak kepolisian. Hal itu dia sampaikan saat akan menyampaikan jika Edy Mulyadi tidak akan hadir pemeriksaan dan minta dipanggil ulang terkait ujaran ‘Tempat Jin Buang Anak’, Jumat (28/1).

Menurut Herman Kadir, kehebohan Edy Mulyadi sama saja dengan apa yang pernah menjerat Arteria Dahlan. Bedanya, Arteria Dahlan tidak diapa-apain, sementara Edy Mulyadi langsung dipanggil.

“Kami ingin diperlakukan sama Arteria Dahlan. Dia (Arteria Dahlan) tidak diapa-apain sama Mabes Polri, apa bedanya dengan Edy Mulyadi? Edy Mulyadi langsung diproses hokum,” katanya kepada wartawan, Jumat (28/1).

“Apakah karena Arteria Dahlan anggota komisi tiga DPR, kader PDIP, partai penguasa. Apakah karena  itu? Kenapa terjadi tebang pilih penegakan hukum di Republik ini? ini kami keberatan,” tanyanya.sinpo

Komentar: