Waspada! Peneliti Dunia Konfirmasi Kemunculan Deltacron, Berikut Gejalanya

Laporan: Samsudin
Kamis, 17 Maret 2022 | 08:00 WIB
Peneliti dunia mengkonfirmasi munculnya varian baru Deltacron/ilustrasi
Peneliti dunia mengkonfirmasi munculnya varian baru Deltacron/ilustrasi

SinPo.id - Seiring merebaknya virus corona baru yaitu varian Delta dan Omikron di seluruh dunia, para peneliti ilmiah kini telah membuktikan bahwa apa yang disebut "Deltacron", bentuk gabungan dari dua varian tersebut, mulai bermunculan dan upaya antipandemi global tidak boleh mengendur.

Menurut Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), ada "bukti-bukti terpercaya" yang menunjukkan bahwa bentuk rekombinan dari varian Delta dan Omikron itu telah muncul.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengonfirmasi dalam konferensi pers bahwa virus rekombinan tersebut telah terdeteksi di sejumlah negara seperti Prancis, Belanda dan Denmark.

Pada Januari, Profesor Ilmu Biologi Leondios Kostrikis di Universitas Siprus mengumumkan bahwa dirinya menemukan galur (strain) baru virus corona yang memiliki gabungan karakteristik dari varian Delta dan Omikron, dan menamakannya "Deltacron".

Setelah itu, sejumlah negara satu demi satu mendeteksi virus rekombinan tersebut. Sejauh ini, para peneliti belum secara resmi menamai virus rekombinan tersebut.

Mengutip Xinhua News, Pada 9 Maret, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala teknis Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan dalam konferensi pers bahwa WHO "belum melihat adanya perubahan dalam epidemiologi dengan rekombinan ini, kami belum melihat adanya perubahan pada tingkat keparahan, tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung."

Kerkhove menegaskan kembali bahwa "pandemi masih jauh dari selesai dan kita tidak hanya perlu fokus pada menyelamatkan nyawa manusia dan mengurangi penyakit parah serta kematian, kita juga harus fokus untuk mengurangi penyebarannya."

Menurut laporan awal WHO, varian COVID-19 baru, yang secara 'tidak resmi dijuluki' (unofficially dubbed) Deltacron merupakan kombinasi dari varian Delta dan Omicron yang telah terdeteksi dalam sejumlah kecil kasus di Prancis, Belanda, dan Denmark.

Karena kasus temuan varian tersebut sedikit, para ilmuwan tidak tahu banyak tentang karakteristik varian, seperti seberapa mudah penyebarannya dan apakah mengakibatkan keparahan, dilansir dari WebMD.

"Kami belum melihat perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini. Kami belum melihat perubahan keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," kata Pimpinan Teknis WHO Maria Van Kerkhove pada konferensi pers, (9/3).

Ilmuwan WHO mencatat bahwa varian Deltacron kemungkinan akan menyebar.

"Kami melihat tingkat sirkulasi yang sangat intens. Kami melihat virus ini menginfeksi hewan, dengan kemungkinan menginfeksi manusia lagi. Jadi sekali lagi, pandemi masih jauh dari selesai," sambung Maria.

Lantas, seperti apa gejala Deltacron?

Juru bicara Satgas COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan bahwa gejala yang ditimbulkan tak ada perbedaan dengan varian COVID-19 lainnya alias sama.

"Jadi gejalanya sama-sama seperti SARS-CoV-2. Gejalanya sama-sama menyerang tubuh kita," tandasnya, dalam diskusi daring, Senin (14/3/2022).

Adapun gejala Deltacron menurut dr Reisa, seperti:

Batuk
Pilek
Sakit tenggorokan
Demam

"Merasakan gejala batuk, pilek, sakit tenggorokan ada demam, menyerupai flu sebaiknya dilakukan antigen (test swab) sesegera mungkin," ujar dr Reisa dalam Siaran Sehat 'Perkembangan Terkini Penanganan Covid-19 di Indonesia', Minggu (27/2)

Selain itu, dr Reisa juga mengungkapkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih melakukan pemantauan bagaimana varian hybrid Delta-Omicron ini berkembang.

"Kalau delta lebih banyak menyerang bagian saluran pernafasan bawah dan kalau Omicron banyak menyerang saluran pernafasan atas. Hati-Hati kalau sampai terinfeksi karena WHO juga terus memantau," tandasnya.sinpo

Komentar: