Senayan Sebut BRIN Lamban Meneliti Kasus Gagal Ginjal Akut

Laporan: Sigit Nuryadin
Kamis, 27 Oktober 2022 | 13:06 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dinilai lamban melakukan riset penyebab gagal ginjal akut pada anak. Sedangkan Kementerian Kesehatan hanya aksi sporadis belum tentu efektif mengatasi masalah.

"Memang terkesan Kemenkes gerak cepat.  Namun apakah kesimpulan yang diperoleh tersebut benar-benar dapat dikatakan valid secara scientific.  Ini masih perlu pembuktian lebih lanjut," ujar Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, Kamis, 27 Oktober 2022.

Mulyanto menjelaskan, saat ini Kemenkes tidak lagi memiliki badan penelitian dan pengembangan (litbang), termasuk lembaga kajian pendukung kebijakan. Sebab, kata Mulyanto, seluruh badan litbang baik di kementeran teknis maupun di lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) telah dilebur kedalam BRIN.

"Sampai hari ini tidak terdengar gerak-cepat BRIN untuk meneliti sebab-sebab sekaligus obat bagi pasien kasus gagal ginjal akut yang telah menelan korban ratusan anak ini," kata Mulyanto menjelaskan.

Sedangkan BRIN terkesan lamban dalam merespons kebutuhan riset secara sektoral. Bukan hanya pada kasus gagal ginjal akut hari ini di Kemenkes, namun juga pada kasus penyakit kuku-mulut sapi sebelumnya di Kementeran Pertanian. 

“Akhirnya, secara de facto, yang bergerak melaksanakan riset adalah kementerian teknis yang bersangkutan dengan kelembagaan, SDM dan anggaran riset seadanya,” kata Mulyanto menyayangkan.

Ia menyebut dengan terbentuknya BRIN, kementerian teknis tidak lagi memiliki SDM, anggaran, dan laboratorium riset.  Hal itu mejadi kontra produktif, karenan sudah selayaknya riset untuk mendukung kebijakan sektoral ini dikembalikan lagi pada kementerian teknis.

“Jangan dilebur ke dalam BRIN," katanya.sinpo

Komentar: