Pengakuan Ferdy Sambo Tentang Skenario Saling Tembak Kematian Brigadir J

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 07 Desember 2022 | 16:55 WIB
Sidang Bharada E bertemu saksi terdakwa Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J (Ashar/SinPo.id)
Sidang Bharada E bertemu saksi terdakwa Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id -  Terdakwa kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J, Ferdy Sambo mengaku membuat skenario saling tembak demi menyelamatkan Richard Eliezer alias Bharada E. Kepada hakim yang menyidang,

Ferdy Sambo mengaku  ada senjata api di pinggang Yosua dan berinisatif mengambilnya kemudian menembakkan dinding dengan senjata api Brigadir J agar seolah-olah terjadi baku tembak.

"Akhirnya kemudian saya melihat ada senjata Yosua di pinggang, saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding," ujar Sambo saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bharada E,  Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf di PN Jakarta Selatan, Rabu, 7 Desember 2022.

Setelah itu ia mengambil tangan Yosua yang telah tewas, menggenggamkan senjata milik Yosua. “Kemudian menembakkan ke lemari sebelah atas. Setelah itu saya bawa senjata Yosua dengan masker saya letakkan di  samping Yosua," ucap Sambo menambahkan.

Sebelumnya, Terdakwa pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo mengaku, bahwa dirinya hanya memerintahkan Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk menghajar Yosua dan bukan menembak. Eks Kadiv Propam Polri itu juga menyebut sempat meminta Richard atau Bharada E, untuk berhenti menembak.

Sambo pun mengakui dirinya menjatuhkan pistol saat hendak masuk ke rumah dinasnya. Meski begitu, dia membantah pistol tersebut adalah jenis HS milik Yosua berkaliber 9 milimeter, tetapi pistol pegangan dirinya yakni jenis Wilson Combat berkaliber 45 inci.

Sambo juga mengakui bertemu Kuat Ma'ruf, Bripka Ricky Rizal Wibowo (Bripka RR), dan Bharada E ketika masuk ke dalam rumah. Dia pun menyuruh Kuat untuk memanggil Yosua.

"Begitu masuk (rumah) saya sudah emosi waktu itu karena mengingat perlakuan Yosua waktu itu, saya kemudian berhadapan dengan Yosua,” ujar Sambo menjelaskan.

Ia kemudian menyampaikan kepada Yosua kenapa tega berbuat kepada istrinya Putri Candrawati. Namun jawaban Yosua, tidak seperti yang ia harapkan. “Dia malah nanya balik 'ada apa Komandan?', seperti menantang. Saya kemudian lupa saya tidak bisa mengingat lagi," katanya.sinpo

Komentar: