Perundingan Gencatan Senjata Hamas – Israel di Kairo Dimulai Kembali

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 04 Maret 2024 | 07:35 WIB
Ilustrasi Gaza (pixabay)
Ilustrasi Gaza (pixabay)

SinPo.id -  Delegasi Hamas berada di Kairo, Mesir, Minggu 3 Maret 2024, untuk membahas kemungkinan gencatan senjata yang akan berlangsung selama beberapa minggu dalam perang melawan Israel yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan di Gaza. Hamas hadir meskipun belum jelas apakah tim perunding dari Israel juga akan hadir.

Amerika Serikat (AS), yang telah mendorong penghentian pertempuran selama enam minggu, mengatakan kesepakatan telah "ada di atas meja," yang pada dasarnya telah disetujui oleh Israel, dan sekarang menunggu persetujuan dari kelompok militan itu. Namun, status pembicaraan yang dimediasi oleh pejabat Mesir dan Qatar masih belum pasti.

Kesepakatan ini akan menjadi gencatan senjata pertama yang diperpanjang dalam pertempuran itu, setelah gencatan senjata selama satu minggu pada akhir November lalu. Berdasarkan persyaratan yang diusulkan, puluhan dari sekitar 100an sandera yang masih ditahan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahan Israel.

Israel Setuju Kerangka Gencatan Senjata; Hamas Masih Pikir-pikir
Seorang pejabat AS mengatakan kepada wartawan, "Jalan menuju tercapainya gencatan senjata saat ini – secara harfiah pada saat ini – sangat ringkas. Dan ada kesepakatan di atas meja. Ada kesepakatan kerangka kerja."

Meskipun demikian ketika delegasi Hamas tiba di Kairo, seorang pejabat Palestina mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa “belum ada kesepakatan” yang tercapai. Selain itu, belum ada konfirmasi resmi bahwa Israel mengirim delegasi ke perundingan itu.

Israel dan Hamas Saling Tolak Beberapa Tuntutan

Israel dilaporkan menuntut Hamas untuk memberikan daftar lengkap para sandera yang masih hidup. Sejauh ini, Hamas menolak tuntutan Israel itu karena dianggap terlalu dini. Kesepakatan itu juga tidak memenuhi tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen.

Israel telah bersumpah untuk mengakhiri ancaman serangan Hamas lainnya seperti serangan teror 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang. Sementara serangan balasan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina di Gaza, sekitar 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Israel telah mengatakan mereka berencana untuk menyerang Kota Rafah, di perbatasan Mesir, untuk menghabisi lebih banyak militan. Lebih dari satu juta warga Palestina telah mengungsi dari perang di wilayah tersebut, dan Israel mengatakan mereka akan memindahkan mereka ke sebuah lokasi yang dirahasiakan untuk menghindari serangan baru dari pasukan Israel.

Jika gencatan senjata disepakati, bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk warga Palestina yang kelaparan akan meningkat tajam. Dalam salah satu tanda krisis, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini sedikitnya 16 anak telah meninggal karena kekurangan gizi akibat karena "meluasnya kelaparan akut" di bagian utara.

Bantuan Kemanusiaan Lewat Udara

Menyusul Yordania dan Prancis, Sabtu 2 Maret 2024, AS telah memulai pengiriman bantuan melalui udara, namun seorang pejabat Hamas mengatakan mereka ingin setidaknya ada 400 hingga 500 truk per hari yang membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bakar sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan 118 orang tewas di Kota Gaza dalam sebuah upaya pengiriman bantuan pada Kamis 29 Februari 2024. Hamas mengaitkan kematian tersebut dengan serangan Israel, sementara Israel mengatakan sebagian besar korban tewas karena terinjak-injak ketika berebut untuk mendapatkan makanan atau terlindas oleh truk-truk bantuan.

Presiden AS Joe Biden pekan lalu mengatakan kesepakatan dapat dicapai secepatnya pada Senin (4/3), tetapi kemudian mengundurkan jadwal tersebut. Tujuannya, bagaimanapun, adalah untuk menghentikan pertempuran pada bulan puasa Ramadan yang akan dimulai pada 10 April mendatang. [em/jm]sinpo

Komentar: