KONFLIK ISRAEL PALESTINA

PBNU Desak Israel Buka Akses Masjid Aqsa Selama Ramadan

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 09 Maret 2024 | 22:15 WIB
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf (SinPo.id/ NU Online)
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf (SinPo.id/ NU Online)

SinPo.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mendesak agar otoritas Israel membuka akses ke Masjidil Aqsa bagi umat Islam yang ingin beribadah selama bulan Ramadhan.  

"Kami meminta meminta dengan sungguh-sungguh pada penguasa Israel untuk membuka akses Masjid Al-Aqsa untuk beribadah selama Ramadan ini. Karena sudah beberapa waktu ini ditutup aksesnya dari umat Islam yang ingin beribadah ke sana," kata Gus Yahya di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Maret 2024. 

Gus Yahya mengatakan, PBNU telah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri  dalam rangka mencari solusi bagi warga Palestina. 

Namun, situasi saat ini masih sangat sulit. Bahkan kecaman dari dunia internasional diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat.

"Kami khawatir malapetaka yang sedang berlangsung cenderung menjadi status quo. Karena semua suara masyarakat internasional sama sekali tidak didengar dan diabaikan oleh mereka yang terlibat dalam bencana Palestina ini," sesalnya. 

Lebih lanjut, Gus Yahya mengimbau komunitas internasional, termasuk pemerintah Indonesia, untuk terus mengambil inisiatif diplomatik dan kebijakan-kebijakan yang tegas untuk membongkar kebekuan bencana yang sedang terjadi. 

"Inisiatif berupa manuver-manuver koneksi internasional, dan tentu saja juga kebijakan-kebijakan yang tegas yang dilaksanakan secara disengaja secara sungguh-sungguh di lapangan untuk berusaha terus mengungkap kebekuan bencana yang sekarang sedang berlangsung," kata dia.

Gus Yahya mengingatkan, membiarkan kebrutalan yang terjadi di Palestina, dapat memicu dinamika yang berbahaya bagi stabilitas dan keamanan global.

"Karena segala prinsip-prinsip hukum internasional dilanggar dan dengan ngotot dilindungi, dibiarkan terus berlangsung dan bisa membuat terputusnya asa seluruh masyarakat internasional atas tatanan internasional yang berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati," ujarnya.sinpo

Komentar: