Puasa Ramadan bagi Ibu Menyusui, Bagaimana Hukumnya?

Oleh: Mufit
Minggu, 10 Maret 2024 | 13:10 WIB
Ilustrasi ibu dan anak. (foto:freepik/erhii_bobyk)
Ilustrasi ibu dan anak. (foto:freepik/erhii_bobyk)

SinPo.id - Bulan Ramadan 1445 Hijriah atau Tahun 2024 tinggal menghitung hari. Semua umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa sebagaimana perintah di dalam agama.

Namun, terdapat sebagian masyarakat Indonesia yang belum mengetahui ketentuan atau hukum bagi seorang ibu yang menyusui. Apakah wajib berpuasa atau tidak?

Dikutip dari NU Online, Minggu 10 Maret 2024, menyebut wanita yang sedang menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa selama bulan Ramadan, dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi. 

Contohnya, jika ternyata puasa tersebut dapat membahayakan kesehatan diri ibu dan anaknya atau salah satunya, maka puasanya harus dibatalkan menurut Madzhab Syafi’i.

Karena sudah tidak berpuasa dengan alasan khawatir membahayakan kesehatan ibu saja, atau ibu dan anak, nantinya ibu tersebut wajib mengganti (qadha) puasanya di lain hari. 

Namun, ketika ibu tidak berpuasa karena kekhawatiran dapat membahayakan anaknya saja, maka ia tidak hanya berkewajiban mengganti puasa, tetapi juga harus membayar fidyah.

Hal ini sebagaimana telah ditegaskan Abdurrahman Al-Juzairi dalam al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah. 

Fidyah yang harus dibayar oleh si ibu adalah satu mud (berupa makanan pokok) untuk setiap hari yang ditinggalkan yang diberikan kepada orang miskin atau orang faqir. Satu mud kira-kira 675 gram beras, bisa dibulatkan menjadi 7 ons.

Sementara menurut as-Sayyid Sabiq dalam Fiqh as-Sunnah, dasar yang digunakan untuk menguatkan dalih mengenai puasa dapat membahayakan ibu dan anak haruslah disertai dengan keterangan medis atau dugaan yang akurat.

Jika memang ibu menyusui bisa melaksanakan puasa pada bulan Ramadan sembari menyusui.

Berikut beberapa tips yang dapat membantu menjaga dan memelihara kesehatan tubuh agar tetap prima, dila

1. Konsumsi Makanan yang Tepat Saat 

Sahur karena ini adalah poin terpenting bagi seorang ibu menyusui yang harus berpuasa seharian keesokan harinya. Saat sahur, pastikan tubuh mendapatkan asupan makanan dan cairan yang tepat. 

Hal ini karena makanan dan cairan yang Anda konsumsi saat sahur berperan sebagai sumber cadangan nutrisi dan kalori.

Pilihlah makanan yang terdiri dari lauk dan sayur, ditambah dengan suplemen vitamin D yang terkenal baik dikonsumsi saat sedang dalam fase menyusui.

2. Jangan Sampai Dehidrasi

Pastikan juga tubuh tak mengalami dehidrasi pada saat puasa. Karena, dehidrasi pada saat menyusui bisa berbahaya. Gejala dehidrasi yang bisa muncul adalah pusing, lemas, mulut kering, dan lelah. 

Jika hal ini terjadi, segera isi kembali cairan tubuh dengan air putih atau cairan elektrolit untuk mengrehidrasi tubuh.

3. Buat Persiapan Matang.

Saat menyusui sambil berpuasa, sudah sepantasnya Anda membuat berbagai persiapan yang matang.

Jangan lakukan tugas rumah yang terlalu berat, atau jika Anda adalah seorang ibu pekerja, jangan terlalu memforsir tenaga dan pikiran saat sedang di tengah-tengah puasa.

Jika diperlukan, mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi selama puasa juga bisa dilakukan. Ini akan membantu mengukur nutrisi dan cairan yang masuk ke tubuh. 

Studi menunjukkan bahwa selama puasa, kandungan potasium, magnesium, dan zinc yang terkandung di dalam ASI dapat berkurang. Siasati ini dengan menambah asupan makanan atau suplemen yang mengandung ketiga nutrisi tersebut.sinpo

Komentar: