Diplomat AS Dipenjara 15 Tahun karena Jadi Mata-mata Kuba

Oleh: VOA INDONESIA
Minggu, 14 April 2024 | 05:36 WIB
Ilustrasi hukum (pixabay)
Ilustrasi hukum (pixabay)

SinPo.id -  Seorang mantan diplomat AS dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada Jumat 12 April 2024 setelah mengakui bertindak sebagai agen Kuba. Departemen Kehakiman menyebutnya sebagai salah satu penyusupan ke dalam tubuh pemerintah AS yang paling luas dan berkepanjangan.

Victor Manuel Rocha, yang menjabat sebagai duta besar AS untuk Bolivia dari 2000 hingga 2002, mengaku bersalah atas dua tuduhan, termasuk tuduhan bertindak sebagai agen asing ilegal. Dia awalnya didakwa pada Desember.

Rocha, yang berusia 73 tahun, secara diam-diam mendukung Partai Komunis yang berkuasa di Kuba dan membantu dalam pengumpulan intelijen bagi negara tersebut dalam konfrontasinya dengan Washington selama lebih dari empat dekade. Ini termasuk periode selama 20 tahun saat dia berkarier di Departemen Luar Negeri, menurut jaksa AS.

"Permohonan hari ini mengakhiri pengkhianatan dan penipuan yang dilakukan Tuan Rocha selama lebih dari empat dekade,” kata David Newman, pejabat senior keamanan nasional di Departemen Kehakiman AS dalam konferensi pers di Miami. "Hampir sepanjang hidupnya, Tuan Rocha hidup dalam kebohongan."

Rocha mengakui bahwa selama bertahun-tahun ia bekerja untuk Kuba, dan ia juga membanggakan kemampuannya yang berhasil tidak terdeteksi dalam serangkaian pertemuan pada 2022 dan 2023 dengan agen FBI yang saat itu menyamar sebagai perwakilan badan intelijen luar negeri Kuba. Ini berdasarkan pada tuntutan pidana yang diajukan di pengadilan federal Miami.

"Yang telah kita lakukan... itu sangat besar. Lebih dari sekadar pencapaian besar," kata Rocha kepada agen menyamar, seperti yang disebutkan dalam pengaduan.

Pengacara Rocha tidak menanggapi permintaan komentar. Rocha setuju untuk mengaku bersalah sebagai bagian dari kesepakatan dengan jaksa federal yang mengharuskan dia untuk membocorkan rincian interaksinya dengan intelijen Kuba.

Namun para pejabat AS mengatakan mereka mungkin tidak pernah mengetahui sejauh mana kerja sama Rocha dengan Havana.

Menurut jaksa, Rocha mencari posisi yang akan memberinya akses terhadap informasi sensitif dan pengaruh terhadap kebijakan luar negeri AS.

Rocha bekerja untuk Departemen Luar Negeri dari 1981 hingga 2002, termasuk sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dari 1994 hingga 1995, menurut dokumen pengadilan. [ah/ft]sinpo

Komentar: