BPIP: Peta Jalan Pendidikan Indonesia Perlu untuk Kebijakan Berkelanjutan

Laporan: Tisa
Rabu, 10 Februari 2021 | 11:22 WIB
​Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo  (Foto: Ist.)
​Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo (Foto: Ist.)

sinpo, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menyambut baik, serta mengatakan pentingnya Peta Jalan Pendidikan Indonesia yang tengah disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan meminta masukan dari pihaknya. 

Menurutnyta, pergantian kebijakan pendidikan merupakan hal yang lumrah. Berganti rezim, berganti menteri, berganti pula kebijakan pendidikan yang diterapkan. 

Hal tersebut, kata dia, terkadang menimbulkan kesan seolah memposisikan peserta didik sebagai kelinci percobaan bagi suatu kebijakan dan sistem pendidikan. Namun tak demikian adanya.

“Dari semua rencana dan eksekusi yang telah dilakukan oleh Kemendikbud tersebut perlu diperhatikan sosialiasi ke depannya kepada para pemangku kepentingan dan juga masyarakat luas," kata pria yang akrab disapa Romo Benny ini, Rabu (10/02021).

Selain itu, melalui diskusi bersama pihaknya dinilai sebagai sikap Kemendikbud dalam pembuatan peta jalan pendidikan ini tidak tergesa-gesa.

Menurut Benny, itu merupakan salah satu upaya untuk menerima masukan dari pemangku kepentingan dan masyarakat luas.

Selain itu, agar ke depan tidak ada miskomunikasi atau mispresepsi yang berdampak pada polemik dalam masyarakat sebagai dampak lahirnya Peta Jalan Pendidikan Indonesia.

“Dunia pendidikan menjadi karut-marut, tidak tentu arahnya.  Bila elite berpikir sempit dan jangka pendek, pendidikan akan musnah," ungkap rohaniawan ini. 

Memajukan pendidikan, lanjutnya, merupakan sebuah pekerjaan panjang. Kebiasaan berpikir jangka pendek telah membutakan mata hati dan membelokkan arah pendidikan.

Benny juga berpendapat, permasalahan pendidikan di Indonesia tak sekadar kurikulum yang digagas oleh pemerintah semata.

Lebih dari itu, kata dia, paradigma pendidikan Indonesia juga perlu diluruskan sesuai dengan amanat Para Pendiri Bangsa, seperti Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia.

“Pendidikan harus mampu memanusiakan manusia, membebaskan dan meniadakan dehumanisasi. Pendidikan menjadi usaha pemanusiaan secara terus-menerus.” pugkasnya. sinpo

Komentar: