Menuai Hasil Gelaran KTT G20

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 19 November 2022 | 07:22 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

              Sejumlah kebijakan dihasilkan dalam koneferensi para pemimpin dunia selama dua hari. Termasuk pinjaman                                                             luar negeri dan  kesepakatan damai anti perang.

SinPo.id -  Tari Merak, Pendet, dan Tortor  menyambut peserta konferensi tingkat tinggi G20 di Sofitel Nusa Dua Beach, Rabu 15 November 2022 lalu. Pemerintah sengaja menampilkan tiga tari tradisional menyambut para petinggi negara dunia hari itu.

“Para spouse sangat menikmati dan mengapresiasi keanekaragaman budaya dan tradisi Indonesia,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesodibjo, usai pembukaan KTT G20.  

Kemeriahaan pembukaan konferensi tingkat tinggi itu ditampilkan sebagai simbol tuan rumah dalam hal ini Indonesia  meyambut para pemimpin tinggi dunia.

Menurut Angela, tak hanya tarian tradisional, para pendamping Kepala Negara KTT G20 juga disuguhkan permainan musik tradisional. Di antaranya Kolintang, Gendang Batak, dan Gamelan Rindik.

“Kami menampilkan live music tradisional, dari musik Gamelan Rindik, musik Keroncong, Kolintang, Gondang Batak, serta penampilan anak-anak dengan baju-baju tradisional,” kata Angela menjelaskan.

Anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun menilai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia menjadi salah satu terbaik dan menjadi standar baru presidensi selanjutnya. Jokowi dinilai memberikan hospitality atau keramahtamahan yang belum pernah dilakukan pemimpin negara lain. Dia meyakini presidensi kali ini akan menjadi standar baru bagi penyelenggaraan G20.

"Indonesia memberikan standar baru bagaimana memperlakukan para Kepala Negara beserta delegasinya dengan keramahtamahan Indonesia yang tidak pernah diberikan oleh siapa pun yang pernah menjadi tuan rumah G20," kata Misbakhun.

Ia menilai keberhasilan perhelatan KTT G20 di Indonesia terlihat dari bagaimana para pemimpin negara yang tercantum dalam Bali Leaders Declaration 2022 bisa dihadirkan di tengah situasi panas geopolitik global.

"Bagaimana situasi yang keras bisa landai, ini melebihi ekspektasi semua. dan saya juga tidak bisa memperkirakan bahwa ternyata semua isu bisa diselesaikan penuh pengertian dan kedamaian, baik itu di pertemuan unilateral dan bilateral," kata Misbakhun menjelaskan.

Ia menyebut meski Rusia tidak mendatangkan kepala negaranya, tapi negara itu bisa menerima leaders declaration yang isinya sangat sejuk, memberikan solusi, dan akan menjadi guideline perjalanan dan arah G20 ke depan.

Dengan kualitas dari deklarasi bersama pemimpin negara tersebut, Misbakhun menyebutkan jika KTT G20 di Bali berkelas dan memiliki makna yang kuat dalam menyajikan pesan perdamaian.

"Ini adalah G20 terbaik yang pernah ada," katanya.

                                                                                     ***

Ekonom INDEF M.Rizal Taufikurahman, mengatakan G20 bernilai positif bagi kinerja ekonomi nasional khususnya transmisinya dari sektor pariwisata yaitu perdagangan, transportasi, makanan dan minuman, MICE, perhotelan, dan jasa-jasa lain. Rizal memperikirakan multiplier effect bagi perekonomian nasional mencapai sekitar Rp6,6 triliun, meski lebih kecil dari perhitungan pemerintah yakni Rp7,4 triliun.

“Direct effect seperti pengeluaran wisatawan mancanegara seperti belanja hotel, makanan dan minuman, pakaian, UMKM, dan lain-lain,” kata Rizal.

Adapun indirect effect terhadap kinerja perekonomian. Terutama sektor pariwisata, seperti sektor industri pengolahan makanan dan minuman, perdagangan, transportasi udara, laut dan darat, perhotelan, serta jasa lainnya seperti entertainment.

Selain sektor pariwisata, komitmen G20 akan mendorong perdagangan terutama ekspor. Pada KTT G20 Indonesia juga menerima sejumlah komitmen investasi maupun hibah, terutama dalam bidang transisi energi.

Ketersediaan Pembiayaan Bagi Negara Rentan dan Miskin

Salah satu yang dihasilkan dari pertemuan di KTT G20 adanya kesepakatan membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang menyebut bantuan tersebut melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh International Monetary Fund atau IMF.

"IMF menawarkan sebuah mekanisme kepada anggota IMF untuk bisa meminjamkan Special Drawing Right (SDR) miliknya untuk dipakai oleh negara lain yang sedang mengalami krisis," kata Sri Mulyani

Ia menjelaskan negara yang berperan meminjamkan SDR mereka yaitu negara yang yakin tidak akan menggunakannya dalam waktu dekat. “Nah USD 81,6 miliar ini berasal dari anggota-anggota IMF yang terutama SDR-nya itu yang ekuivalen dengan pangsa atau share dari kepemilikannya di IMF itu dipinjamkan untuk bisa menalangi kebutuhan negara-negara miskin,” kata Sri Mulyani mejelaskan.

Menurut Sri Mulyani, sejumlah negara yang merasa yakin mereka tidak akan menggunakan SDR-nya dalam waktu dekat, dapat meminjamkannya ke negara lain agar bisa digunakan oleh negara lain.

Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai G20 membawa manfaat tidak hanya untuk perekonomian global, tetapi juga masyarakat Indonesia. Menurut Yose, kondisi ekonomi global berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri, namun G2O membawa optimisme bagi perekonomian Indonesia dengan beberapa komitmen ataupun kesepakatan yang langsung merujuk pada Indonesia.

“Salah satunya adalah proyek kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang memobilisasi US$20 miliar pembiayaan sektor publik dan swasta untuk Indonesia,” kata Yose.

Beberapa proyek atau kesepakatan yang memang khusus untuk Indonesia di antaranya JETP yang dipromosikan G7, kemudian diumumkan Joe Biden untuk negara-negara berkembang, tetapi yang diberikan secara spesifik pertama kali adalah Indonesia senilai USD20 miliar untuk transisi energi.

JETP adalah proyek baru dari Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) yang menjadi upaya kolaboratif anggota G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. PGII memiliki komitmen selama lima tahun ke depan akan menginvestasikan US$600 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah untuk proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Yose menegaskan G20 membawa manfaat dan menumbuhkan optimisme pada perkonomian Indonesia dengan komitmen dan kesepakatan yang dihasilkan dalam G20. Meski Indonesia masih harus mengejar realisiasi dari komiten tersebut.

"Sekali lagi memang ada yang dibawa secara konkret di situ, walaupun itu masih komitmen. Harus terus di-follow up, sehingga komitmen tadi juga terealisasi," katanya.

                                                                                              ***

Tercatat G20 juga menghasilkan kesepakatan antara Indonesia dengan republic rakyat tiongkok atau China untuk kerja sama di sektor ekonomi digital. Hal itu dilakukan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Kerja Sama Ekonomi Digital antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Wentao.

MoU tersebut mengatur adanya kerangka kerja dan forum dalam pembahasan kerja sama ekonomi digital antara Pemerintah Indonesia dengan RRT. Lingkup kerja sama dalam MoU tersebut mencakup kerja sama yang terbuka, termasuk dalam eksplorasi peluang bisnis digital antara kedua negara, percepatan transformasi digital di semua sektor, kerja sama pembangunan infrastruktur digital, kota pintar, e-commerce, inovasi teknologi digital, serta pengembangan format dan model bisnis baru seperti telemedicine, logistik pintar, dan juga ruang lingkup lain yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Deklarasi Anti Perang

Dalam pertemuan Presidensi G20 Indonesia juga berhasil memunculkan G20 Bali Leaders’ Declaration.  “Kepemimpinan Indonesia telah berhasil menghasilkan deklarasi G20 Bali Leaders’ Declaration yang awalnya diragukan oleh banyak pihak,” ujar Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi.

Menurut Jokowi, deklarasi tersebut terdiri dari 52 paragraf meski terdapat satu paragraf yang sempat diperdebatkan, yaitu terkait pernyataan sikap terhadap Perang di Ukraina.

Namun, melalui diskusi yang cukup lama, para pemimpin G20 sepakat mengecam perang tersebut karena dianggap telah melanggar batas dan integritas wilayah.

“Perang ini telah mengakibatkan penderitaan masyarakat dan memperberat ekonomi global yang masih rapuh akibat pandemi yang menimbulkan risiko terhadap krisis pangan, krisis energi, dan potensi krisis finansial,” ujar Jokowi menjelaskan.

Selain deklarasi bersama, KTT G20 juga menghasilkan sejumlah capaian konkret. Capaian tersebut, antara lain, terbentuknya pandemic fund yang sampai hari ini mencapai 1,5 miliar Dolar Amerika Serikat.

Capaian lainnya adalah pembentukan dan operasionalisasi resilience and sustainability trust (RST) di bawah Dana Moneter Internasional (IMF) sejumlah 81,6 miliar Dolar AS untuk membantu negara-negara yang menghadapi krisis. Capaian lain terkait energy transition mechanism di mana Indonesia memperoleh komitmen dari just energy transition partnership (JETP) sebesar 20 miliar Dolar AS.

“Komitmen bersama setidaknya 30 persen dari daratan dunia dan 30 persen lautan dunia dilindungi di tahun 2030. Ini sangat bagus. Dan melanjutkan komitmen mengurangi degradasi tanah sampai 50 persen tahun 2040 secara sukarela,” katanya.

Setelah melewati Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) selama dua hari di Bali, rangkaian G20 di bawah presidensi Indonesia resmi berakhir.  Presiden Jokowi secara resmi menyerahkan tongkat presidensi G20 kepada India selaku pemegang presidensi G20 selanjutnya.sinpo

Komentar:
BERITALAINNYA