Indonesia Berangkatkan 241 Ribu Jemaah Haji pada 2024

Laporan: Khaerul Anam
Selasa, 09 Januari 2024 | 15:58 WIB
Penandatanganan kesepakatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah (SinPo.id/ Dok. Kemenag)
Penandatanganan kesepakatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah (SinPo.id/ Dok. Kemenag)

SinPo.id - Pemerintah Republik Indonesia bersama Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menandatangani kesepakatan perhajian (Ta'limatul Hajj) untuk musim haji 1445 Hijriah /2024 Masehi.

Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah di Jeddah.

"Kita menyepakati beberapa hal dengan pihak Arab Saudi. Salah satunya, jumlah jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan sebanyak 241 ribu orang," kata Menag Yaqut dikutip dari website resmi Kemenag, Selasa, 9 Januari 2024.

Yaqut mengungkapkan, jumlah ini terdiri dari sebanyak 221 ribu kuota normal dan 20 ribu kuota tambahan dan telah disetujui Raja Arab Saudi. 

"Jumlah kuota ini terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia," ujarnya.

Pada 2019, Indonesia mendapatkan kuota 231 ribu jemaah. Jumlah ini berkurang menjadi hanya 100.051 jemaah pada 2022 disebabkan pandemi COVID-19. Sementara pada penyelenggaraan haji 2023, Indonesia mendapat kuota 229 ribu.

Yaqut mengatakan, selain bertambahnya jumlah kuota haji, ada beberapa peningkatan layanan lainnya yang disepakati dalam Ta'limatul Hajj. 

"Alhamdulillah beberapa permintaan kita untuk pelayanan haji yang lebih baik, telah disanggupi oleh Pemerintah Arab Saudi," paparnya.

"Misalnya tentang penempatan jemaah di Mina, kita juga dapat menentukan posisi tenda jemaah yang lebih dekat dengan jamarat, selama pelaksanaan kontrak dilakukan lebih cepat," tambahnya.

Masih terkait peningkatan layanan, Pemerintah Arab Saudi juga memberikan kebebasan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk memilih penyedia layanan (syarikah) saat puncak haji.

"Tidak harus syarikah ini atau syarikah itu, Indonesia diberikan kebebasan memilih. Ini membuka peluang untuk memilihkan penyedia layanan yang terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Ini inovasi yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi," tandasnya.sinpo

Komentar: