Inas: Banyaknya Suara Parpol Turun karena Salah Pilih Capres

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 24 Maret 2024 | 12:43 WIB
Politikus Senior Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir. (SinPo.id/Parlementaria)
Politikus Senior Partai Hanura, Inas Nasrullah Zubir. (SinPo.id/Parlementaria)

SinPo.id - Politisi senior Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengatakan, catatan menarik yang perlu dicermati setelah KPU RI mengumumkan hasil Pemilu 2024, adalah banyaknya suara partai politik yang turun. Hal itu, menurut Inas, karena kesalahan memilih koalisi yang didukung untuk capres-cawapres.

"Nasib paling nahas menimpa PDIP, yang pada Pemilu 2019 meraih 19,33 perjuangan suara, namun pada Pemilu 2024 merosot menjadi 16,72 perjuangan," kata Inas kepada wartawan, Sabtu, 23 Maret 2024.

Tak hanya PDI Perjuangan, lanjut Inas, tetapi juga partai-partai pendukung Ganjar-Mahfud MD lainnya. Inas bahkan menyebut partainya Hanura pada Pemilu 2019 meraih suara sebesar 1,54 persen, mengalami penurunan menjadi 0,72 persen pada pemilu 2024. 
Sementara Perindo, Pemilu 2019 memperoleh suara  2,67 persen, turun menjadi 1,28 persen pada pemilu 2024. 

"Nasib paling tragis dialami oleh PPP, yang tidak hanya mengalami penurunan suara dari 4,52 persen pada Pemilu 2019 menjadi 3,87 persen pada pemilu 2024, tetapi juga terlempar dari Senayan," ujarnya.

Inas menduga, penurunan suara-suara tersebut kemungkinan disebabkan oleh "kutukan" dari capres-cawapres yang didukung oleh partai-partai tersebut, yaitu Ganjar Mahfud yang memperoleh suara paling rendah, yakni hanya 16,47 persen dalam Pilpres 2024. 

"Padahal sebelum dijodohkan dengan Mahfud MD, elektabilitas Ganjar Pranowo sebenarnya adalah yang tertinggi diantara kandidat capres menurut survei. Namun apabila kita mengamati lebih dalam lagi, mungkin kita akan dapat mengetahui siapa atau apa sumber kutukan tersebut, serta kesalahan siapa yang membawa kutukan tersebut, terutama bagi PDIP," kata Inas.sinpo

Komentar: