Politisi Demokrat: Wacana Jokowi Tiga Periode Membuat Malu Istana

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 03 September 2022 | 17:34 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri acara musyawarah rakyat (Musra) di Bandung, Jawa Barat, beberapa hari lalu.
Presiden Jokowi saat menghadiri acara musyawarah rakyat (Musra) di Bandung, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

SinPo.id - Mencuatnya kembali isu perpanjangan tiga periode Presiden Joko Widodo mengundang polemik di masyarakat. Terlebih lagi, Jokowi justru merespon positif hal itu, dan menganggap wacana tersebut merupakan bagian demokrasi.

Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Anwar Hafid, mengatkan, isu perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode tersebut segera disudahi. Sebab, hal itu justru akan memalukan Istana.

“Tidak elok jika wacana seperti ini terus dimunculkan, tentu akan membuat malu istana,” ujar Anwar kepada wartawan, Sabtu, 3 September 2022.

Anwar Hafid menegaskan, pembatasan masa jabatan presiden telah diatur dalam konstitusi. Bahkan,  mekanisme dan jadwal Pemilu 2024 sudah disepakati oleh DPR, pemerintah, dan penyelenggara pemilu.

“Soal waktu pemilu itu sudah diatur dalam pembatasan masa jabatan presiden dan mekanisme pergantian presiden, termasuk tahapan pemilu,” tukas Anwar Hafid.

Dengan begitu, Anwar Hafid menegaskan, secara substansial penyelenggaraan Pemilu telah mengikuti mekanisme perundang-undangan baik tahapan sampai proses akhir pemilu.

“Karena negara ini berkonstitusi perubahan masa jabatan (presiden) tentu tidak berkonstitusi,” tandas Anwar Hafid.

Sebelumnya, nama Presiden Jokowi berada di urutan pertama sebagai capres 2024 yang dipilih relawannya melalui e-voting saat musyawarah rakyat (Musra) di Bandung, Jawa Barat, beberapa hari lalu.

Jokowi kemudian menganggap usulan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode yang disuarakan sejumlah kelompok sah-sah saja. Menurut Jokowi, itu masih dalam tataran wacana yang tidak perlu diributkan.

 sinpo

Komentar: