Pengamat Nilai Pernyataan Luhut Soal Presiden Orang Jawa Berpotensi Munculkan Etnosentrisme

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Sabtu, 24 September 2022 | 02:47 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Pengamat Politik Rocky Gerung (SinPo.id/Tangkapan layar)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Pengamat Politik Rocky Gerung (SinPo.id/Tangkapan layar)

SinPo.id - Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga menyesalkan pernyataan Luhut Binsar Panjaitan (LBP), yang menyebut orang luar Jawa jangan mimpi jadi presiden. Sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), tidak seharusnya LBP menyatakan hal tersebut.

Pasalnya, mulai dari UUD hingga peraturan perundangan yang paling rendah tidak ada yang mengatur hal tersebut. Yang dikhawatirkan, pernyataan LBP dapat menjadi pembenaran bagi kelompok tertentu yang memang dari dulu menginginkan orang Jawa yang harus jadi presiden di Indonesia. 

"Bahkan ada kompok yang beranggapan Indonesia harus dipimpin secara bergantian orang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka menilai Jawa Tengah diwakili Mataram dan Jawa Timur diwakili Majapahit," kata Jamiluddin dalam keterangannya, Jumat, 23 Agustus 2022.

Bahkan, lanjut Jamiluddin, saat jabatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan berakhir, sudah terdengar penggantinya akan dari Jawa Tengah.  "Ketepatan pengganti SBY berasal dari Solo, Jawa Tengah, yakni Joko Widodo," imbuhnya.

Jamiluddin mengingatkan, pola pikir itu seharusnya dikikis karena memang tidak sesuai dengan konstitusi Indonesia, bahkan hal itu bertentangan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika. LBP juga tak seharusnya tidak mengangkat hal itu ke publik, karena justru dapat menyuburkan etnosentrisme di Indonesia. 

"Kalau etnosentrisme menguat di Indonesia, tentu akan melanggengkan seolah-olah hanya orang Jawa yang berhak menjadi presiden. Hal itu justru akan menguatkan politik identitas yang membahayakan keutuhan NKRI," tegasnya.sinpo

Komentar: